smpityabis.sch.id - Konsistensi dan pembinaan berjenjang adalah kunci di balik kesuksesan SMP Yabis Bontang melahirkan anak didik berprestasi. Pada Oktober mendatang misalnya, SMP Yabis akan mengutus dua siswanya pada lomba Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat nasional di Kota Makassar.
Zuhratussajiah dan Faisal Nur Bahri adalah dua siswa berprestasi yang sukses mengharumkan nama SMP Yabis dan Pemerintah Bontang pada lomba PAI tingkat Provinsi Kaltim 2019 dengan keluar sebagai juara pertama pada cabang lomba pidato dan tahfiz Quran.
Kepala SMP Yabis Bontang Sundakir mengaku cukup bangga dengan berbagai prestasi yang dihasilkan para anak didiknya. Keuletan dan kedisiplinan dari para anak didiknya dalam belajar serta berlatih adalah kunci atas kesuksesan tersebut.
“Pada lomba PAI Kaltim, alhamdulillah, dari 6 medali emas yang didapatkan Bontang, Yabis menyumbang 4 medali dan dua di antaranya dari SMP Yabis,” ungkap dia kepada Akurasi.id belum lama ini.
Bagi SMP Yabis, lomba bernuansa keagamaan seperti PAI bukan lagi hal yang baru bagi anak-anak di sekolah tersebut. Lomba yang rutin dilaksanakan dari tahun ke tahun ini menjadi ajang bagi siswa mengimplementasikan keilmuan yang mereka pelajari.
“Alhamdulillah, setiap ada perlombaan PAI, kami selalu mengikutkan siswa yang kami miliki,” ucap Sundakir.
Mendidik anak berdasarkan karakter dan bakat mereka selalu jadi prinsip utama yang dipegang SMP Yabis. Para guru-guru yang bernaung di bawahnya menyadari benar bahwa setiap anak punya bakat dan kecenderungan masing-masing.
Atas dasar hal itu, Sundakir selalu menekankan agar setiap guru dan pembimbing agar tidak selalu menyeragamkan setiap anak didik dalam menerima pelajaran. Tetapi anak harus dilihat berdasarkan potensinya.
“Kami sudah memetakan anak sejak mereka masuk sekolah. Mereka yang punya potensi pidato atau tahfiz, langsung kami berikan pembinaan khusus,” jelasnya.
Untuk melihat bakat setiap anak, Sundakir mengawalinya dengan melihat nilai akademis siswa. Selain itu, Sundakir juga melihat kecenderungan anak di setiap kegiatan pembelajaran. Dari situ, baru diberikan pembinaan berjenjang untuk memperdalam keilmuan dan kemampuan siswa.
“Mereka yang secara nilai akademis memang bagus, kemudian kami kelompokan dan bina. Kalau memang pembinaan di sekolah masih kurang dan guru pembinanya sibuk, maka kami carikan pembina dari luar, melalui kegiatan ekstrakurikuler,” kata dia.
Seperti halnya Zuhratussajiah dan Faisal Nur Bahri, kata Sundakir, sebelum keduanya mewakili Bontang dan Kaltim pada perlombaan PAI di Makassar pada 9-15 Oktober 2019, sekolah secara berjenjang memberikan pembinaan dana pelatihan. Sehingga keduanya mampu tampil baik dan tidak grogi nantinya.
“Mohon doanya, semoga anak didik kami mampu menorehkan prestasi terbaik pada lomba PAI di Makassar, sehingga bisa mengharumkan nama sekolah, Bontang, dan Kaltim,” harapnya.
Keterbatasan Pendanaan Tidak Jadi Soal
Di balik kesuksesan seseorang selalu ada orang-orang hebat yang setia memberikan dukungan. Hal serupa juga dilakukan para guru SMP Yabis kepada anak didik mereka agar mampu menorehkan prestasi di berbagai ajang dan bidang.
Kepala SMP Yabis Bontang Sundakir berujar, walau dari Kementerian Agama (Kemenang) Kaltim tidak memberikan dukungan pendanaan untuk mengutus Zuhratussajiah dan Faisal Nur Bahri pada lomba PAI di Makassar, namun hal itu tidak jadi persoalan.
“Untuk memberikan jalan prestasi bagi setiap anak didik, kami dari sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membiaya anak-anak itu. Semua biaya keberangkatan, makam, penginapan, dan sebagainya, kami tanggung sendiri,” tutur dia.